Bentuk Bem Seluruh Bengkulu Untuk Perkuat Oposisi Permanen
Sangat jelas jika kutipan puisi Fredy Pengembara ini ditujukan untuk menggambarkan dan meramalkan nasib rakyat indonesia pasca pemilihan presiden. Nasib rakyat indonesia yang cenderung tidak membaik. Angka pengangguran tetap saja tinggi. Tindak Korupsi, Kolusi dan Nepotisme [KKN] kalangan elit dan birokrasi tetap saja tidak bisa ditekan. Kemiskinan tetap menjadi bahasan utama di negeri ini. Meskipun ‘katanya’ angka kemiskinan turun. Tapi kita tidak lupa bahwa data yang diberikan oleh BPS selalu saja mendapat kritikan dari berbagai pihak. Mulai dari sampel yang diambil, hingga waktu pengambilan data yang dilakukan ketika panen raya. Harga-harga bahan pokok pun cenderung tidak ramah terhadap kondisi kantong ibu rumah tangga. Biaya sekolah – yang di beberapa daerah, termasuk bengkulu, dikatakan gratis – tetap saja mencekik. Belum lagi biaya kesehatan yang mendahulukan si kaya di banding si miskin.
Lalu apa yang dilakukan pemerintah? Seperti yang terlihat saat ini. Pemerintah sibuk mempertahankan kekuasaan. Lambannya kinerja pemerintah dalam pemberantasan korupsi menjadi indikator akan hal ini. Ini tidak hanya terjadi pada tataran pemerintah pusat, tapi juga pada pemerintah daerah. Kita tidak bisa menafikan, kasus Dispenda Gate Jilid II merupakan kasus yang memalukan bagi masyarakat bengkulu. Belum lagi Proyek Multiyears yang sangat tidak jelas peruntungan dan peruntukannya bagi masyarakat. Masyarakat bengkulu benar-benar dibodohi oleh kinerja pemerintah yang seperti ini.
Melihat hal ini, maka pada tanggal 22 November 2009 BEM KBM UNIB menggagas pertemuan awal BEM se propinsi Bengkulu di gedung A universitas Bengkulu. Pertemuan awal ini dihadiri oleh lima BEM. Antara lain : BEM KBM UNIB, BEM UMB, BEM STAIN Bengkulu, BEM Universitas Ratu Samban dan BEM STAIN Curup. Pertemuan awal ini menyepakati akan diadakannya kongres BEM Seluruh Bengkulu di STAIN Curup pada bulan Desember 2009. Menindaklanjuti hasil keputusan ini, maka pada tanggal 26-27 Desember 2009, BEM STAIN Curup mengadakan kongres BEM Se Propinsi Bengkulu di Aula Utama STAIN Curup. BEM KBM mengirimkan lima orang delegasi untuk mengapresiasi kegiatan ini. Mereka adalah Hariyanto [Wakil Presiden Mahasiswa], Porwanto [Menteri Sekretaris Negara], Pebtison [Menteri Hukum, Sosial dan Politik], Muammar [Staf Departemen Hukum, Sosial dan politik] dan Repolis [Menteri Hubungan Masyarakat]. Kongres ini sendiri diikuti oleh delapan BEM se Propinsi Bengkulu. Di antaranya : BEM KBM UNIB, BEM STAIN Curup, BEM UMB, BEM Unived [Dehasen], BEM STAIN Bengkulu, BEM POLITEKNIK Bengkulu, BEM UNRAS dan BEM STITQ Manna.
Selama dua hari dua malam kongres ini dilakukan. Hingga akhirnya memutuskan dibentuknya aliansi strategis BEM Seluruh Bengkulu [BEM-SB]. BEM KBM UNIB sebagai Koordinator Pusat aliansi strategis ini. Sedangkan koordinator isu politik diamanahkan kepada BEM STAIN Bengkulu. BEM STAIN Curup menjadi koordinator isu pendidikan. BEM UNRAS menjadi koordinator isu Kesejahteraan rakyat.
Selain menghasilkan hal di atas, kongres ini juga menghasilkan petisi yang dinamakan ‘PETISI CURUP’. Petisi yang dibacakan oleh Wakil Presiden BEM KBM UNIB ketika deklarasi BEM-SB ini berisi antara lain : (1) Adili Agusrin, (2) Pendidikan dan kesehatan gratis memang untuk rakyat, (3) Tolak politisi busuk, (4) Usut segera kepala daerah korup.
Artinya, ada amanah besar yang dipegang BEM KBM UNIB ke depan untuk Bengkulu. Menyikapi hal ini, pada tanggal 17 Januari 2010 ini, BEM KBM UNIB mengadakan pertemuan awal BEM-SB di Universitas Bengkulu. Dilanjutkan dengan agenda besar Rapat Kerja BEM-SB pada tanggal 19-22 Februari 2010 yang juga diselenggarakan oleh BEM KBM UNIB. Semoga saja aliansi ini tidak hanya bisa melakukan pertemuan-pertemuan saja. Tapi juga memberikan kontribusi lebih kepada masyarakat melalui fokus isu yang telah dibentuk. Semoga.
GOOOD
BalasHapus