Sabtu, 09 Januari 2010

WP (Wanita Pergerakan)



WANITA KAMPUS, BANGKIT MELAWAN!

Oleh Melani [staf HukSosPol BEM KBM Unib]

Berdasarkan hasil kongres BEM SI yang baru-baru ini dilaksanakan di solo, ada beberapa hasil yang didapatkan, dan salah-satunya adanya forum perempuan untuk tataran nasional. Tidak di pungkiri sedikit banyak dengan adanya Forum Perempuan ditubuh BEM SI ini memberikan inspirasi bagi BEM –BEM lain yang tergabung dalam BEM SI untuk membentuk wadah yang serupa. Bukan karena ikut-ikutan atau latah karena lingkungan, BEM KBM UNIB di bawah departemen HUKSOSPOL membentuk sayap gerakan yang serupa. Untuk bentuk forum tersebut, sebenarnya bisa diformalkan dalam bentuk bidang, biro, divisi, LSO, dll, atau pun hanya berupa contact person saja, namun sesuai dengan analisis kebutuhan dan pertimbangan efektivitas di BEM KBM UNIB selain itu ada beberapa alasan tersendiri yang menyebabkan BEM KBM UNIB memilih untuk membuat sebuah devisi. ketika dipertanyakan mengapa devisi ini musti lahir ada beberapa alasan. Pertama, dengan bergulirnya revormasi membuat arus demokrasi dan kebebasan berbicara, mengeluarkan ide-ide yang selama ini cenderung bungkam karena tindakan represif penguasa mendapatkan udara segar. Terbebas dari rasa takut akan dihukum, diberendel, dan diberangus oleh pihak-pihak tertentu yang merupakan perpanjangan tangan penguasa. Salah satu bidang yang mendapat porsi yang cukup besar dan mendapatkan ruang gerak yang luasa adalah menyangkut masalah wanita. Isu-isu dan gerakan tentang emansipasi, kesetaraan gender, dan perjuangan hak-hak wanita telah menjadi perbincangan dan wacana yang menarik. Kedua, Perbincangan dan perjuangan hak-hak wanita timbul karena adanya suatu kesadaran, pergaulan, dan arus informasi yang membuat wanita Indonesia semakin kritis dengan apa yang menimpa kaumny. ketiga, Di kepengurusan BEM KBM UNIB komposisi pengurus wanita hampir menyamai rekan kerjanya, yaitu sekitar 49 % dari total keseluruhan. Namun, kenyataannya kualitas (kontribusi nyata) yang di berikan tidak sebanding dengan kuantitas pengurus wanita, karena harus di akui bahwa para aktifis pergerakan mahasiswa terutama yang wanita penguasaan teoritis , penguasaan praktis , dan penguasaan organisasional yang terkait dengan pergerakan mahasiswa masih perlu di asah. Sehingga di perlukan wadah khusus yang menanganinya agar terciptanya sinergisitas dalam bergerak. Selain itu minimnya kemampuan aktifis pergerakan yang wanita akan penguasaan teoritis, penguasaan praktis, dan penguasaan organisasional, tak jarang mengakibatkan para aktifis wanita ini dipandang sebelah mata, baik oleh rival maupun rekan kerja (walaupun tidak semua) dalam sebuah wadah pergerakan. Keempat, adanya moment-moment khusus wanita. Sehingga idealnya yang menanganinya adalah wanita. Tentu saja dengan banyaknya tutututan dan tugas yang juga musti diemban oleh para aktifis peregerakan yang wanita, maka dibutuhkan kemampuan atau skill yang lebih. Selain itu melalui devisi wanita pergerakan diharafkan mampu mencetak dan menciptakan wanita aktifis yang siap baik disisi pemikiran atau pemahaman akan pergerakan seperti apa, kemudian siap secra mental, dan secra fisik untuk total diperegerakan mahasiswa. Dalam jangka pendek devisi wanita pergerakan, akan berkosentrasi pada peningkatan kualitas internal kemudian tahapan rekrutment trus pada pencetakan kader yang siap di terjunkan untuk manggantikan mereka yang berdiri sekarang di masa yang akan datang. Setelah kondisi internal benar-benar mapan dan stabil dalam pergerakan, maka baru wanita pergerakan ini merambah dunia luar. Mengapa sudah ada ancang-ancang bahwa devisi wanita pergerakan ini tidak hanya berkutat pada peningkatan kemampuan internal saja, karena di khawatirkan jika tidak di beri sasaran atau tujuan jangka panjang maka peluang untuk stagnan dan Cuma berkutat pada masalah peningkatan kemampuan internal saja dan pada akhirnya terjebak pada polafikir perbaikan kualitas internal yang tidak berkesudahan.

Devisi wanita pergerakan, memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan pergerakan lainnya dan diharafkan bisa menjadi pondasi yang menaungi aktifis yang tergabung di dalamnya, dengan tetap memberikan ruang seluas-luasnya kepada aktifis yang tergabung didalamnya untuk mengembangkan diri. Secara individual karakter yang diharafkan didalam devisi wanita pergerakan ini antara lain memiliki Kredibilitas moral, menciptakan peluang dalam solusi, memiliki Wawasan keindonesiaan, Kepakaran dan profesionalisme, memiliki jiwa Kepemimpinan, Memiliki keseimbangan antara IESQ, Mampu berdiplomasi, mampu mencari dan membuka jaringan. Selain itu mampu beretorika hingga penerapannya dalam aksi nyata, selain itu mengubah sikap sentimentil dan emosional menuju sikap yang rasional dan ilmiah. Dalam interaksi sosial diharafkan mampu dan mudah merasakan permasalahan dan penderitaan rakyat khususnya kaum wanita Sehingga Dapat berkontribusi dalam hal solusi Terhadap permasalahan yang ada, Sebagai Penyeimbang Dalam Pergerakan. Secara kelembagaan devisi wanita pergerakan Independent, leader dalam isu global, mengedepankan solusi aplikatif, berdampingan dengan media.

Adapun kegiatan yang bakal d’WP lakukan semuanya dilakukan dalam upaya pencapain tujuan dengan karakter aktifis yang diharafkan. Pada tataran ternis pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan oleh d’WP merupakan kegiatan pakettan yang diharafkan mampu meningkatkan penguasaan teoritis, penguasaan praktis (fisik), dan penguasaan organisasional (mental), secara proforsional dan akan dilaksanakan dalam waktu bersamaan. Misalnya untuk diskusi, kajian dan bedah buku sebenarnya tidak akan diberikan waktu khusus terlalu banyak, untuk menghindari kebosanan peserta baik dari internal bem sendiri maupun eksternal bem. Namun pada tataran teknisnya kegiatan yang bisa disisipkan dan di inkludkan menjadi satu sehingga menjadi kemasan acara rinyan tapi menarik. Kongkrit acara yang akan di adakan salah satunya beladiri praktis dilaksanakn setiap minggu pagi, sebelum mulai peserta akan diajak didkusi, kajian dengan tema yang telah disiapkan tim. Artinya metode penyampaian yang akan digunakan d’WA dengan menggunakan sistem pembelajaran tematik. Belajar berorasi, menjadi korlap dan border pun untuk awal bisa dengan cara ini. Tahapan ini akan dilaksanakan pada tahapan awal, yang diharapkan mampu menumbuhkan dulu kecintaan pada pergerakan pada semua yang terlibat. Setelah kecintaan akan pergerakan telah berakar, dan mereka menyadari akan peran penting mereka sebagai aktifis pergerakan maka, sistem penggodokan bisa meningkat kepada kegiatan yang benar-banar serius. Untuk setiap kegiatan yang wp lakukan akan di up date di Blog d’Wp, untuk alamatnya dalam waktu dekat.




1 komentar:

  1. Katakan Hitam adalah hitam..
    katakan putih adalah putih..
    Hidup Mahasiswa!!!

    BalasHapus